[ad_1]
ILUSTRASI. Direktur Utama PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) Royke Tumilaar (tengah) bersama Wakil Direktur Utama Adi Sulistyowati (kedua kanan), Direktur Finance Novita Widya Anggraini (kedua kiri), Direktur Risk Management David Pirzada (kanan), dan Direktur Wholesale & International Banking Silvano Rumantir (kiri) saat acara Press Conference Full Year 2023 BNI di Jakarta, Jumat (26/1/2024). B
Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
GATRANEWS – JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 20,9 triliun pada tahun 2023. Capaian tersebut tumbuh sebesar 14,2% dari tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Pertumbuhan tersebut terutama ditopang oleh peningakatan pendapatan non bunga dan penurunan biaya provisi. Bank pelat merah ini mengantongi pendapatan non bunga sebesar Rp 21,47 triliun atau tumbuh 6,6% secara tahunan. Adapuan biaya provisi turun 20,1% menjadi Rp9,19 triliun.
Pendapatan bunga BNI masih tumbuh baik sebesar 12,5% menjadi Rp 61,47 triliun, tapi beban bunganya melonjak 51,4% menjadi Rp 20,19 triliun. Alahasil pendapatan bunag bersih cenderung stabil.
Tingkat profitabilitas BNI terus meningkat. Rasio Return on Equity (ROE) tahun 2023 sudah mencapai 15,2%, naik dari 14% pada tahun sebelumnya.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, peningkatan profitabilitas ini terjadi karena adanya perbaikan fundamental, termasuk kontribusi fee-based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset.
“BNI memiliki aspirasi untuk dapat meningkatkan ROE hingga 20% pada tahun 2028. Itu akan dicapai melalui konsistensi dalam membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen konsumer, korporasi, dan UMKM sehingga kualitas aset akan sehat dalam jangka panjang,” kata dia dalam keterangan resminya, Jumat (26.1).
Baca Juga: Laba BNI (BBNI) Naik 14,2% Jadi Rp 20,9 Triliun pada Tahun 2023
Ia bilang, rata-rata kredit BNI tumbuh 7,9% per tahun sejak 2020. Tahun lalu, kredit bank ini tumbuh 7,6% yoy menjadi Rp 695 triliun
Pertumbuhan kredit utamanya berasal dari segmen prospektif berisiko rendah. Segmen ini menghasilkan penurunan profil risiko yang tergambar dari ATMR (Aset Tertimbang Menurut Risiko) untuk risiko kredit turun dari 82% di 2019 menjadi 73% pada 2023.
Royke mengatakan, profitabilitas BNI juga akan didorong oleh peningkatan produktivitas bisnis, efisiensi operasional serta kontribusi perusahaan anak. Oleh karena itu, kapabilitas SDM dan optimalisasi teknologi menjadi sangat penting. BNI telah melakukan transformasi di dua pilar itu dalam tiga tahun terkahir.
Pertumbuhan kredit BNI tahun 2023 didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan perusahaan anak. Korporasi blue chip swasta tumbuh 14,3% yoy, blue chip BUMN tumbuh 11,8% yoy, kredit konsumer tumbuh 13,6% yoy, serta perusahaan anak tumbuh 134% yoy. Kontribusi anak usaha terutama berasal dari BNI Finance dan hibank
Baca Juga: Tren Suku Bunga Tinggi Hambat Pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih BNI
Sebagai dampak dari akselerasi kredit di segmen berisiko rendah, kualitas aset terus membaik. Rasio Non Performing Loan (NPL) turun daro 2,81% pada 2022 menjaid 2,14% dan rasio Loan at Risk (LaR) turun dari 16% jadi 12,9%.
Pertumbuhan kredit diimbangi dengan kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 5,4%, menjadi Rp 810,73 triliun. Dana murah berkontribusi sebesar 71,2%.
Novita Anggraini, Direktur Keuangan BNI mengatakan pihaknya masih berhasil menjaga biaya dana di kisaran di level 2,2% meski tren biaya dana industri meningkat seiring kenaikan bunga acuan.
Transaksi Digital Meningkat
Ke depan, kata Royke, BNI akan memperluas digitalisasi proses bisnis, pengembangan platform transaction banking yang lebih advanced, transformasi cabang, hingga peningkatan skala bisnis perusahaan anak. Sehingga BNI memiliki proposisi nilai dan customer engagement yang unggul.
Hingga 2023, BNI telah melakukan banyak inovasi digital sehingga mendorong transaksi nasabah. Transaksi BNI Mobile Banking tercatat sebesar nRp 1.216 triliun atau tumbuh 52% yoy seiring dengan jumlah penggunanya yang sudah mencapai 16 juta.
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati optimistis BNI dapat menjadi mitra perbankan utama di segmen ritel dengan menyediakan ekosistem super apps, serta ke depannya dapat mengoptimalkan Artificial Intelligence (AI) untuk memberikan hyper personalisasi layanan sehingga mampu meningkatkan engagement dan pengalaman bertransaksi nasabah.
Baca Juga: Proses Akuisisi Bank OCBC NISP Bakal Ubah Peta Aset Bank Terbesar di Indonesia
“Pencapaian ini sejalan dengan strategi BNI untuk menjadikan BNI Mobile Banking sebagai One Stop Financial Solutions yang andal dan mampu menjawab berbagai kebutuhan layanan keuangan nasabah, mulai dari transaksi QRIS, pembelian pulsa, top up e-wallet, pembayaran tagihan bulanan, transfer ke dalam dan luar negeri, investasi, bahkan beyond banking experience,” jelas Adi.
Transaksi platform digital untuk pelaku usaha yakni BNIDirect juga terus meningkat. Platform imi mampu menjadi salah satu penguat kinerja cash management yang pada tahun 2023 telah mencapai Rp 6.926 triliun
Di samping itu, BNI juga memiliki Ekosistem BNI Open API. Solusi ini telah menjadi yang terbaik di kelasnya dan telah mampu melibatkan lebih dari 4.000 mitra dengan total layanan mencapai 280 API.
Melalui BNI Open API, perseroan terus berupaya untuk menyediakan platform digital yang menjawab kebutuhan secara komprehensif, mengoptimalkan saluran mitra dalam menyediakan solusi keuangan yang terintegrasi dan seamless.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
DONASI, Dapat Voucer Gratis!
Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.
Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di MEDIA Store.
Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk
Editor: Dina Hutauruk
[ad_2]